Senin, 10 Februari 2014

Puisi


SENYUM

 Berdiri di ujung harapan, berlari mengejar impian. Ah terlalu utopis.
Bekerja sepenuh hati hanya untuk ridlo ilahi, Ah terlalu teoritis
Membangun daerah tanpa ada rasa lelah, Ah hanya secuil omongan manis
Menyatukan perbedaan dalam satu rasa persamaan, Ah  itu bualan yang kau lukis
SKEPTIS

Tapi,......
Aku lupa 
Hidup hanya permainan dan sebatas gurauan
Aku lupa
Lautan ilmu kami lebih sedikit dari kuah bakmi

Aku lupa
Ada khoitul abyad setelah khoitul aswad
Aku lupa
Konstelasi jalan hidup sebagian muhkamat  yang lain mutsyabihat
Aku lupa
Datang langit lazuardi setelah malam sunyi
PAHAMI

Saat ini dialah korban diatas tujuan, Edan
Tumbal bagi pikiran-pikiran kumal, Gombal
Ejekan yang dianggap lawakan, Setan
Dihina karena dianggap tak berguna, Gila
Cahaya purnama yang tertutp asap dupa,
NESTAPA

Dan......
Akhirnya
Benih-benih baru  menentang takdir yang kelabu
Akhirnya
Turbulensi melahirkan pola-pola  penuh presisi
Akhirnya
Berdiri jendral di depan mereka yang mulai kehilangan akal
Akhirnya
Gelombang pasang, surut menghilang
Akhirnya
Perang yang berdentum berganti dengan jutaan senyum

 Bergerak dengan senyum
Berhimpun dengan senyum
Hidup dalam ikatan penuh senyum
Bersatu dan beraksi dengan senyum
Bangkit dan menebar senyum

Dan diantara senyum-senyum yang tersenyum ada satu senyum yang membuat diriku tersenyum pada senyum itu............ENTAH


HUSNUL FIKRI / Buah Tangan Kaki Langit
Ditulis untuk sebuah refleksi                                                                                                                                                                                                     

0 komentar:

Posting Komentar