Konflik yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste yang menjadi inspriasi oleh suatu perusahaan film di Australia untuk membuat film mengenai peristiwa yang di Negara itu pada tahun 1976. di film ini menceritakan tentang perjalanan lima wartawan yang berasal dari Australia, yang kemudian tewas di bunuh oleh tentara Indonesia lantaran ingin mempublikasikan kecurangan dan kekejaman tentara Indonesia kepada masyarakat Timur Leste. Latar belakang kelima wartawan tersebut adalah rasa simpati mereka terhadap rakyat Timur Leste,dengan cara memcari perhatian kepada Dunia Internasional dan sekaligus ingin membuka mata dunia internasional bahwa telah terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia(HAM) disana. Dengan bantuan dari pihak pro kemerdekaan pada saat itu, mereka mendapatkan perlindungan dari kelompok tersebut, sehingga dapat memgambil gambar dan menulis apa saja yang terjadi di sana dengan leluasa. Namun tidak demikian dengan pemerintah Australia, yang seharusnya menlindungi warganya justru membocorkan hal tersebut kepada pihak Indonesia tentang keberadaan sejumlah wartawan yang berniat memperjuangkan kemerdekaan Timur Leste. Maka Indonesia yang tidak ingin kejahatannya diketahui oleh dunia internasional terutama PBB, maka ingin menghapuskan data atau rekaman Vidio yang bisa menjadi bukti kebrutalannya terhadap rakyat Timur Leste. Untuk itu mereka membunuh para wartawan dan memhancurkan hasil tulisan maupun kaset rekaman vidio yang berhasil di rekam oleh mereka.
Kisah Singkat
Kisah ini berawal dari seorang pejuang Timur Leste yang bernama Jorge Ramos Horta meminta bantuan kepada pimpinan redaksi suatu kantor surat kabar yang ketermuka di Australia untuk menceritakan kepada masyarakat Internasional bahwa telah terjadi bebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kejahatan perang di Timur Leste. Roger East pimpinan Redaksi itu semula tidak peduli, menyarankan agar mencari wartawan lain yang lebih muda. Namun Ramos Horta menjelaskan bahwa sudah ada empat wartawan berasal dari Australia menghilang di daerah Balibo. Roger East menjadi tertarik untuk mencari tahu keberadaan ke empat wartawan itu. Dengan niat mencari tahu kejadian ini. Roger East langsung berangkat ke Timur Leste. sesampai ke Dili, suasana sudah mencekam, kapal perang Indonesia sudah berada di perariaran Timur Leste. Jadi untuk mencari tahu keberadaan ke empat wartawan tersebut yang di perkirakan menghilang di daerah Balibo, Roger east bermaksud ingin kesana, namun jorge ramos horta melarang. Pria tua itu terus nyotot ingin kesana, Ramos Horta akhirnya mengabulkan permintaannya tersebut, Ramos Horta mengatakan, karena situasi jalan untuk ke Balibo tidak bisa di tempuh oleh kendaraan, maka harus berjalan kaki menuju kesana. Dengan di kawal Ramos Horta wartawan tersebut berangkat.
Di dalam perjalanan ke Balibo, mereka selalu di hantui rasa takut. Helikpoter yang selalu berkeliling di atas kepala mereka. Walaupun jalan yang di tempuh melalui hutan mereka tetap saja menjadi sasaran tembak oleh helikopter Indonesia. Sesampai di suatu daerah mereka mendapatkan suatu perkampungan yang dimana warganya semalam baru saja di serang oleh tentara Indonesia, tentara indonesia membunuh dengan membabi buta tanpa peduli siapapun orangnya.setelah itu, Jorge Ramos Horta mendapat kabar untuk segera kembali ke Dili. Ia mengajak wartawan tersebut namun wartawan itu menolak, ia lebih memilih umtuk mencari ke empat temannya. Sehingga Ramos Horta meminta tolong kepada salah satu pasukan untuk diantar ke Balibo.
Sesampai di Balibo, suasana begitu sepi dan hening . keadaan perkampungan itu sepi karena seluruh warganya telah pergi meninggalkan desa. yang tinggal hanya tersisa bekas dari kekejaman tentara Indonesia yang dengan seenaknya memyerang dan menyobrak-abrik perkampungan . keadaan di sana sangat mencekam. Mereka takut keberadaannya disana di ketahui oleh tentara Indonesia.setelah itu, Roger East berkeliling memeriksa keadaan desa tersebut, ia terperanga melihat bekas percikan darah di salah satu rumah, ia juga menemukan bekas hasil abu pembakaran kaset rekaman vidio. Terlebih terdapat bendera Australia di salah satu dinding rumah . ini membuat Roger East bahwa ke empat wartawan tersebut pernah ke desa tersebut dan menyakini bahwa wartawan itu telah tewas di bunuh.
Dalam perajalanan pulang ke Dili mereka mendapatkan serangan yang kemudian pasukan yang mendampanginya itu tewas terbunuh. Setelah tiba di Dili. Suasana sudah mulai mencekan, menurut kabar berita bahwa tentara Indonesia sudah mendekat ke Dili. Ini mengakibatkan seluruh warga harus harus mengungsi ke kamp pengungsian. Setelah masyarakat telah di himbau untuk mengungsi, tetapi Roger East tidak mau pergi lantaran ingin menulis hasil penemuan yang di dapat pada waktu pergi ke Balibo. Ia menceritakan tentang kecurangan tentara Indonesia yaitu membunuh ke empat wartawan lalu membuang jasadnya, melakukan pembunuhan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, dan dalam penyerangan ia menyamar menjadi warga lalu secara mengejutkan menyerang permukiman warga dan menembak seluruh warga yang tertangkap oleh mereka.
Belum sempat menyelesaikan artikelnya, tentara Indonesia sudah mulai menyerang Dili. Secara membabi buta tentara memburu para penduduk layak nya hewan buruan, seluruh penduduk berusaha melarikan diridari kejaran tentara namun bagi mereka yang tertangkap, mereka di seret dan di bunuh. Roger East yang bersembunyi di dalam kamar sebuah hotel tidak luput dari keberingasannya. Roger East diseret keluar hotel, lalu di bawah ke pinggir laut dengan menghadap matahari terbit, lalu diarahkannya senapan ke arah kepala Roger East. Ia tewas lalu jasab di buang kelaut. Dan seluruh artikelnya di hancurkan oleh tentara Indonesia.
Apakah Film Baibo V Layak Beredar Di Indonesia?
Melihat jalan cerita Film ini, disini menceritakan berbagai pelanggaran yang di lakukan oleh tentara Nasional Indonesia(TNI) seperti penbunuhan, penyiksaan, pemerkosaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia lainya. Film ini memberi Kesan begitu kejam tentara pada saat menintegrasi Timur Leste. Posisi timur leste itu menjadi kaum yang sangat teraniaya, tapi mempunyai tekad tidak mau bergabung dengan Negara Indonesia sehingga memilih merdeka dan membuat negara sendiri walau memdapat kecaman dari pihak Indonesia. Tanpa ada kepedulian dari pihak luar. Terdapat dua pihak yang di lemahkan dari film yaitu pemerintah Australia dan pemerintah Indonesia. Pemerintah Australia membocorkan kepada pihak Indonesia tentang keberadaan sejumlah wartawan di sana.
Memang sungguh ironis melihat Film ini, tapi kontroversi dari pihak Indonesia, film ini di nyatakan tidak boleh beredar di indonesia karena alasan yang belum jelas. Tapi menurut hasil diskusi kami, film ini sebenarnya layakdi tonton oleh masyarakat Indonesia. karena membuka pemikiran kita tentang Timor Leste yang lebih memilih berpisah dari NKRI.
Apakah Sebab Indonesia Mengintegrasi Timor Leste?
Secara historis, memang timor Leste bukan bagian dari Indonesia. Negara yang sebelum nya dijajah oleh Potugal itu, dimulai pada tahun 1976 Timur Leste. Presiden RI, Soeharto mensahkan undang-undang intergrasi Timor Leste sebagai provinsi ke 27, yang menjadi keberanian presiden Soeharto pada waktu itu, adalah adanya dukungan dari Amerika, Australia dan Negara lainya. Setelah mendapat restu dari pihak luar, Indonesia mulai merancang serangan yang bernama serangan komodo. Inilah di mulai babak baru bagi rakyat Timur Leste yang di intergrasi oleh Indonesia. Serangan tersebut tentu mendapat respon dari salah satu partai politik disana yang bernama fretilin untuk melakukan perlawanan.
Perlawanan yang di lakukan kelompok fretilin yang menyebabkan Indonesia melakukan penyerangan di berbagai daerah di Timor Leste untuk menghabisi para gerilyawan. Mungkin Ini yang menyebabkan banyaknya korban yang tewas di Timor Leste. Menurut dokumenter TV yang ditayangkan Historical Channel di New York. Pada bulan juli 1999, 3.700 prajurit TNI di bunuh oleh pro-kemerdekaan dalam waktu kurun 25 tahun. Sementara itu, Mayjen TNI (purn). Theo Syafei mantan panglima daerah militer Udayana, menyatakan bahwa kira-kira 5.000 prajurit TNI dan 100.000 jiwa penduduk Timor Leste gugur selama operasi militer melawan Fretilin. The Jakarta post, 8 september 1999.
Akhir Integrasi Indonesia di Timor Leste?
Setelah lebih dari 24 tahun, akhirnya Indonesia menghentikan integrasinya di Timor Leste. Pada tahun 1998, setelah Soeharto lengser sebagai Presiden RI. Seolah berbalik arah, tadinya Negara seperti Australia, Amerika, Portugal dan Lainya , mendukung Indonesia untuk mengeintegrasi Timor Leste, sekarang berbalik, mendukung untuk kemerdekaan Timor Leste.
Pada 27 januari 1999 B.J. Habibie memberikan dua pilihan bagi rakyat Timor Leste, yaitu tetap menjadi bagian dari kesatuan Republik Indonesia dan memperoleh otonomi luas atau memisahkan diri lalu membentuk Negara merdeka. Pilihan itu kemudian dikenal dengan sebutan Opsi Kedua. Dengan cepat pihak Portugal dan Perserikatan Bangsa-bangsa(PPB) menyambut usul Habibie dan hanya dalam waktu empat bualn kemudian, pada tanggal 5 Mei 1999 Indonesia dan Portugal menandatangi kesepakatan mengenai paket otonomi Timor Timur yang membuka jalan bagi rakyat Timor timur yang berjumlah Kira-kira 800.000 jiwa. Jika paket ekonomi itu diterima, maka Timor-Timur tetap menjadi bagian dari wilayah Indonesia dengan otonomi yang luas, sementara jika paket itu ditolak, maka Indonesia akan melepaskan Timor-Timur menjadi Negara merdeka.
Oleh Karena itu, didirikan UNAMET( United Nations Assitance Mission in East Timor) yang di bentuk oleh dewan PBB untuk mempersiapkan dan melaksanakan jajak pendapat yang menentukan nasib Timor Timur. Misi ini diketuai oleh Ian Martin yang berkebangsaan Inggris. Yang juga merangkap sebagai utusan khusus PBB untuk jajak pendapat di Timor-Timur. UNAMET berkedudukan di Dili dan memiliki tujuh kantor cabang didaerah,dengan 5.000 staf, termasuk 241 anggota staf Internasional, 420 relawan, 280 polisi sipil dan 4.000 staf lokal.
Yang menherankan, malam menjelang pengumuman hasil jajak pendapat di Timor Timur, sekjen PBB Kofi Annan menghubungi presiden B.J Habibie melalui telepon. Menurut pejabat Departemen Luar Negeri(Deplu) Indonesia, dalam pembicaraan melalui kabel itu, Annan memberitahu Habibie bahwa 64 persen pemilih memutuskan untuk menolak paket otonomi yang ditawarkan pemerintah Indonesia, sementara 36 persen yang lain menerima. Pada malam yang sama, setelah Annan, presiden Amerika Serikat Bill Clinton juga menghubungi Habibie, ujar pejabat Deplu itu. Bill Clinton mengatakan hasil pemungutan suara ialah 78,5 persen untuk merdeka dan 21,5 persen untuk otonomi. Clinton menekankan bila Indonesia tidak menerima hasil tersebut, maka IMF tidak akan, mengucurkan bantuannya. Indonesia yang sedang dilanda krisis memang sangat membutuhkan pinjaman internasional yang termasuk dalam paket pinjaman IMF senilai 50 miliar dolar AS. Penundaan pencarian bantuan IMF tidak hanya berdampak pada pemulihan ekonomi melainkan juga bagi kelangsungan pemerintahan Habibie serta kemungkinan terpilihnya Habibie dalam pemilu berikutnya. Habibie, seperti kita ketahui, tunduk pada ancaman Clinton . maka pada 5 september 1999, PBB mengumumkan bahwa 344.580 atau 78,5 persen rakyat Timor-Timur menolak tawaran otonomi, sementara 94.388 atau 21,5 persen menerimanya.
Akhirnya Timor Leste memutuskan untuk memisahkan diri dari Indonesia, ini merupakan babak baru bagi rakyat Timor timur setelah 24 tahun di jajah oleh Indonesia. Dengan lepasnya Timor Leste dari Indonesia belum juga menyelesaikan konflik yang ada disana, masih banyak yang harus di ungkap untuk diselesaikan. Yang harus di ungkap adalah siapa yang bertanggung jawab atas pelanggaran Hak Asasi Manusia di Timor Timur.
Kisah ini berawal dari seorang pejuang Timur Leste yang bernama Jorge Ramos Horta meminta bantuan kepada pimpinan redaksi suatu kantor surat kabar yang ketermuka di Australia untuk menceritakan kepada masyarakat Internasional bahwa telah terjadi bebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kejahatan perang di Timur Leste. Roger East pimpinan Redaksi itu semula tidak peduli, menyarankan agar mencari wartawan lain yang lebih muda. Namun Ramos Horta menjelaskan bahwa sudah ada empat wartawan berasal dari Australia menghilang di daerah Balibo. Roger East menjadi tertarik untuk mencari tahu keberadaan ke empat wartawan itu. Dengan niat mencari tahu kejadian ini. Roger East langsung berangkat ke Timur Leste. sesampai ke Dili, suasana sudah mencekam, kapal perang Indonesia sudah berada di perariaran Timur Leste. Jadi untuk mencari tahu keberadaan ke empat wartawan tersebut yang di perkirakan menghilang di daerah Balibo, Roger east bermaksud ingin kesana, namun jorge ramos horta melarang. Pria tua itu terus nyotot ingin kesana, Ramos Horta akhirnya mengabulkan permintaannya tersebut, Ramos Horta mengatakan, karena situasi jalan untuk ke Balibo tidak bisa di tempuh oleh kendaraan, maka harus berjalan kaki menuju kesana. Dengan di kawal Ramos Horta wartawan tersebut berangkat.
Di dalam perjalanan ke Balibo, mereka selalu di hantui rasa takut. Helikpoter yang selalu berkeliling di atas kepala mereka. Walaupun jalan yang di tempuh melalui hutan mereka tetap saja menjadi sasaran tembak oleh helikopter Indonesia. Sesampai di suatu daerah mereka mendapatkan suatu perkampungan yang dimana warganya semalam baru saja di serang oleh tentara Indonesia, tentara indonesia membunuh dengan membabi buta tanpa peduli siapapun orangnya.setelah itu, Jorge Ramos Horta mendapat kabar untuk segera kembali ke Dili. Ia mengajak wartawan tersebut namun wartawan itu menolak, ia lebih memilih umtuk mencari ke empat temannya. Sehingga Ramos Horta meminta tolong kepada salah satu pasukan untuk diantar ke Balibo.
Sesampai di Balibo, suasana begitu sepi dan hening . keadaan perkampungan itu sepi karena seluruh warganya telah pergi meninggalkan desa. yang tinggal hanya tersisa bekas dari kekejaman tentara Indonesia yang dengan seenaknya memyerang dan menyobrak-abrik perkampungan . keadaan di sana sangat mencekam. Mereka takut keberadaannya disana di ketahui oleh tentara Indonesia.setelah itu, Roger East berkeliling memeriksa keadaan desa tersebut, ia terperanga melihat bekas percikan darah di salah satu rumah, ia juga menemukan bekas hasil abu pembakaran kaset rekaman vidio. Terlebih terdapat bendera Australia di salah satu dinding rumah . ini membuat Roger East bahwa ke empat wartawan tersebut pernah ke desa tersebut dan menyakini bahwa wartawan itu telah tewas di bunuh.
Dalam perajalanan pulang ke Dili mereka mendapatkan serangan yang kemudian pasukan yang mendampanginya itu tewas terbunuh. Setelah tiba di Dili. Suasana sudah mulai mencekan, menurut kabar berita bahwa tentara Indonesia sudah mendekat ke Dili. Ini mengakibatkan seluruh warga harus harus mengungsi ke kamp pengungsian. Setelah masyarakat telah di himbau untuk mengungsi, tetapi Roger East tidak mau pergi lantaran ingin menulis hasil penemuan yang di dapat pada waktu pergi ke Balibo. Ia menceritakan tentang kecurangan tentara Indonesia yaitu membunuh ke empat wartawan lalu membuang jasadnya, melakukan pembunuhan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, dan dalam penyerangan ia menyamar menjadi warga lalu secara mengejutkan menyerang permukiman warga dan menembak seluruh warga yang tertangkap oleh mereka.
Belum sempat menyelesaikan artikelnya, tentara Indonesia sudah mulai menyerang Dili. Secara membabi buta tentara memburu para penduduk layak nya hewan buruan, seluruh penduduk berusaha melarikan diridari kejaran tentara namun bagi mereka yang tertangkap, mereka di seret dan di bunuh. Roger East yang bersembunyi di dalam kamar sebuah hotel tidak luput dari keberingasannya. Roger East diseret keluar hotel, lalu di bawah ke pinggir laut dengan menghadap matahari terbit, lalu diarahkannya senapan ke arah kepala Roger East. Ia tewas lalu jasab di buang kelaut. Dan seluruh artikelnya di hancurkan oleh tentara Indonesia.
Apakah Film Baibo V Layak Beredar Di Indonesia?
Melihat jalan cerita Film ini, disini menceritakan berbagai pelanggaran yang di lakukan oleh tentara Nasional Indonesia(TNI) seperti penbunuhan, penyiksaan, pemerkosaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia lainya. Film ini memberi Kesan begitu kejam tentara pada saat menintegrasi Timur Leste. Posisi timur leste itu menjadi kaum yang sangat teraniaya, tapi mempunyai tekad tidak mau bergabung dengan Negara Indonesia sehingga memilih merdeka dan membuat negara sendiri walau memdapat kecaman dari pihak Indonesia. Tanpa ada kepedulian dari pihak luar. Terdapat dua pihak yang di lemahkan dari film yaitu pemerintah Australia dan pemerintah Indonesia. Pemerintah Australia membocorkan kepada pihak Indonesia tentang keberadaan sejumlah wartawan di sana.
Memang sungguh ironis melihat Film ini, tapi kontroversi dari pihak Indonesia, film ini di nyatakan tidak boleh beredar di indonesia karena alasan yang belum jelas. Tapi menurut hasil diskusi kami, film ini sebenarnya layakdi tonton oleh masyarakat Indonesia. karena membuka pemikiran kita tentang Timor Leste yang lebih memilih berpisah dari NKRI.
Apakah Sebab Indonesia Mengintegrasi Timor Leste?
Secara historis, memang timor Leste bukan bagian dari Indonesia. Negara yang sebelum nya dijajah oleh Potugal itu, dimulai pada tahun 1976 Timur Leste. Presiden RI, Soeharto mensahkan undang-undang intergrasi Timor Leste sebagai provinsi ke 27, yang menjadi keberanian presiden Soeharto pada waktu itu, adalah adanya dukungan dari Amerika, Australia dan Negara lainya. Setelah mendapat restu dari pihak luar, Indonesia mulai merancang serangan yang bernama serangan komodo. Inilah di mulai babak baru bagi rakyat Timur Leste yang di intergrasi oleh Indonesia. Serangan tersebut tentu mendapat respon dari salah satu partai politik disana yang bernama fretilin untuk melakukan perlawanan.
Perlawanan yang di lakukan kelompok fretilin yang menyebabkan Indonesia melakukan penyerangan di berbagai daerah di Timor Leste untuk menghabisi para gerilyawan. Mungkin Ini yang menyebabkan banyaknya korban yang tewas di Timor Leste. Menurut dokumenter TV yang ditayangkan Historical Channel di New York. Pada bulan juli 1999, 3.700 prajurit TNI di bunuh oleh pro-kemerdekaan dalam waktu kurun 25 tahun. Sementara itu, Mayjen TNI (purn). Theo Syafei mantan panglima daerah militer Udayana, menyatakan bahwa kira-kira 5.000 prajurit TNI dan 100.000 jiwa penduduk Timor Leste gugur selama operasi militer melawan Fretilin. The Jakarta post, 8 september 1999.
Akhir Integrasi Indonesia di Timor Leste?
Setelah lebih dari 24 tahun, akhirnya Indonesia menghentikan integrasinya di Timor Leste. Pada tahun 1998, setelah Soeharto lengser sebagai Presiden RI. Seolah berbalik arah, tadinya Negara seperti Australia, Amerika, Portugal dan Lainya , mendukung Indonesia untuk mengeintegrasi Timor Leste, sekarang berbalik, mendukung untuk kemerdekaan Timor Leste.
Pada 27 januari 1999 B.J. Habibie memberikan dua pilihan bagi rakyat Timor Leste, yaitu tetap menjadi bagian dari kesatuan Republik Indonesia dan memperoleh otonomi luas atau memisahkan diri lalu membentuk Negara merdeka. Pilihan itu kemudian dikenal dengan sebutan Opsi Kedua. Dengan cepat pihak Portugal dan Perserikatan Bangsa-bangsa(PPB) menyambut usul Habibie dan hanya dalam waktu empat bualn kemudian, pada tanggal 5 Mei 1999 Indonesia dan Portugal menandatangi kesepakatan mengenai paket otonomi Timor Timur yang membuka jalan bagi rakyat Timor timur yang berjumlah Kira-kira 800.000 jiwa. Jika paket ekonomi itu diterima, maka Timor-Timur tetap menjadi bagian dari wilayah Indonesia dengan otonomi yang luas, sementara jika paket itu ditolak, maka Indonesia akan melepaskan Timor-Timur menjadi Negara merdeka.
Oleh Karena itu, didirikan UNAMET( United Nations Assitance Mission in East Timor) yang di bentuk oleh dewan PBB untuk mempersiapkan dan melaksanakan jajak pendapat yang menentukan nasib Timor Timur. Misi ini diketuai oleh Ian Martin yang berkebangsaan Inggris. Yang juga merangkap sebagai utusan khusus PBB untuk jajak pendapat di Timor-Timur. UNAMET berkedudukan di Dili dan memiliki tujuh kantor cabang didaerah,dengan 5.000 staf, termasuk 241 anggota staf Internasional, 420 relawan, 280 polisi sipil dan 4.000 staf lokal.
Yang menherankan, malam menjelang pengumuman hasil jajak pendapat di Timor Timur, sekjen PBB Kofi Annan menghubungi presiden B.J Habibie melalui telepon. Menurut pejabat Departemen Luar Negeri(Deplu) Indonesia, dalam pembicaraan melalui kabel itu, Annan memberitahu Habibie bahwa 64 persen pemilih memutuskan untuk menolak paket otonomi yang ditawarkan pemerintah Indonesia, sementara 36 persen yang lain menerima. Pada malam yang sama, setelah Annan, presiden Amerika Serikat Bill Clinton juga menghubungi Habibie, ujar pejabat Deplu itu. Bill Clinton mengatakan hasil pemungutan suara ialah 78,5 persen untuk merdeka dan 21,5 persen untuk otonomi. Clinton menekankan bila Indonesia tidak menerima hasil tersebut, maka IMF tidak akan, mengucurkan bantuannya. Indonesia yang sedang dilanda krisis memang sangat membutuhkan pinjaman internasional yang termasuk dalam paket pinjaman IMF senilai 50 miliar dolar AS. Penundaan pencarian bantuan IMF tidak hanya berdampak pada pemulihan ekonomi melainkan juga bagi kelangsungan pemerintahan Habibie serta kemungkinan terpilihnya Habibie dalam pemilu berikutnya. Habibie, seperti kita ketahui, tunduk pada ancaman Clinton . maka pada 5 september 1999, PBB mengumumkan bahwa 344.580 atau 78,5 persen rakyat Timor-Timur menolak tawaran otonomi, sementara 94.388 atau 21,5 persen menerimanya.
Akhirnya Timor Leste memutuskan untuk memisahkan diri dari Indonesia, ini merupakan babak baru bagi rakyat Timor timur setelah 24 tahun di jajah oleh Indonesia. Dengan lepasnya Timor Leste dari Indonesia belum juga menyelesaikan konflik yang ada disana, masih banyak yang harus di ungkap untuk diselesaikan. Yang harus di ungkap adalah siapa yang bertanggung jawab atas pelanggaran Hak Asasi Manusia di Timor Timur.
Rujukan :
1.Lela E. Madjiah, Timor Timur Perginya Si Anak Hilang, penerbit Antara Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
2. Chega,
3.Film Balibo V.
4.The Jakarta post, 8 september 1999.
0 komentar:
Posting Komentar